Sungguh Tak Terkira
Cuaca yang diperkirakan akan adanya hujan badai di malam ini.. ternyata tergantikan dengan cuaca indahnya malam bersamai bintang-bintang di langit yang tak segan untuk memamerkan cahaya indahnya.
Sungguh pernahkah kita tak terkira dan tak menyangka??
Saat aku ucapkan sungguh tak terkira ketika itu, saat perahu ku dihantam oleh ombak besar dan terlempar ke sana sini, sampai-sampai ombak itu menghancurkan perahu kecil yang hanya tersisa hanya potongan kayu-kayu.
Saat itu harapan hidup tak lagi terbayang. Ingin rasanya saat ditenggelamkan oleh ombak yang begitu besar, sekalian saja menenggelamkan diri kelautan dalam.
Tapi Tuhan memberi kesempatan kedua, buat aku bisa hidup kembali. Walaupun, segala hal menghancurkan, kondisi tak memihak untuk bisa hidup. Tapi, Tuhan ingin aku hidup lebih lama lagi.
Sungguh tak terkira..
Ketika semuanya menginginkan aku hancur tapi, Tuhan memberi aku harapan, kesempatan dan kepercayaan.
**
Sungguh tak terkira..
Kesendirian ku jauh dari manusia yang sering mereka abaikan tentang apapun dari ku. Menjadikan ku, ini adalah jalan pembelajaran bahwa kita bukan Tuhan yang semua bisa Tuhan kendalikan. Kita hanyalah manusia, diluar kendali kita..
ya sudah tak perlu di harap-harapkan lagi.
Apalagi mengharap yang seharusnya kita nggak usah disimpan dalam pikiran lalu dipikirkan sampai pusing sakit kepala dan disimpan dalam hati lalu meresahkan hati. Ntaar sakit hati yang tak berdarah.
Kadang apa yang selaras dengan alam itu adil, puas-puasin saja kesendirian yang Tuhan kasih karena sekarang jika ada seseorang yang belum bisa tulus itu adalah arti bahwa Tuhan tak ingin seseorang yang belum bisa tulus untuk menemanimu, nggak terima kekurangan mu, nggak mau sama-sama jalan diarah yang sama. Karena Tuhan tidak ingin kamu tersakiti dan dikhianati.
Sudahh..
Saat ini nikmatin dulu kesendirian ini. Nanti ada saatnya waktu memberi kita hadiah yang tidak terlalu cepat atau terlalu tidak lambat.
Sungguh tak terkira..
**
~Devi Cintiabela~
Komentar
Posting Komentar