Memandang Sekitar, Siapa Tahu Jadi Orang Yang Paling Bersyukur

 Sebaiknya kita lebih bersyukur.

Membedakan apa yang harus dilihat keatas dan apa yang harus dilihat kebawah.

Beruntung sekali atau membebankan sekali, apa yang sebaiknya kita terima ternyata kita terima padahal orang lain lebih pantas menerimanya.

Petualangan Ku melihat mereka komunitas pejuang pendidikan.

Terlebih menginspirasi ibu pendiri komunitas ini. Niat beliau yang mulai menuntut ilmu hanya sebagai bekal hidup menata hidup, menyelesaikan masalah hidup, mendapatkan sedikit ilmu lalu menerapkan dikehidupannya.

Aku???

Apa kabar???

Perlu menata kembali niat dan tujuan.

Perlunya memandang dan berfikir dengan cara-cara kanan walaupun berat melakukannya tapi itulah ibu tersebut terlihat berfikir dengan cara-cara kanan.

Berbicara antara wanita dan karir, wanita jelas wanita. Karir adalah tafsiran kata aktivitas kebebasan untuk wanita mengexplore diri naik satu-satu tangga yang kadang kebanyakan jatuh siasat menaguhkan diri dan melengkapi apa yang bisa dilengkapi.

Ibunya sangat sederhana tapi itu jika dipandang sebelah mata. Dibelakang mata jangan ditanya dia adalah pahlawan harapan generasi bangsa dan ibu-ibu sekitar. Kalau ditanya pandai?? Jangan di tanya ibunya banyak mendidik anak-anaknya yang berhasil berjasa bagi bangsa ini. Cerita ibunya terkait masuk IPB yang tak mungkin itu terjadi tapi karena satu niat baiknya yang hanya itu. Tuhan kasih amanah jadi mahasiswa. Menurut ibunya berat untuk menerima itu namun support dan doa-orang orang tersayang mengiringnya menyelesaikan amanah.

Banyak pertnyaan diri dikepala ini yang masih berfikiran cara-cara kiri. 

Oke baiklah. 

Mimpi atau berangan-angan dulu, sambi ngopi pagi hari, menghirup udara penenang hari dan sarapan hangat yang berasap siap untuk dimakan sebelum citra rasa tambahan sarapan itu hilang.

Random itu yang tiba-tiba dateng.

Selesai dulu petualang random ini..

Terima kasih, sudah membaca sejauh ini.

Semangat terus.. Menyambung_Harapan.

~Devi Cintiabela~